Kunjungan CQU Bagian ke-Dua

[vc_row full_width=”stretch_row_content” u_row_style=”1″ u_row_paralax=”1″ u_row_scheme=”1″][vc_column width=”1/2″][vc_custom_heading text=”(UKWMS-24/5/2016) Pada kesempatan kunjungan oleh delegasi Chong Qing University (CQU) yang lalu, beberapa mahasiswa berkesempatan bertemu langsung dengan sosok peneliti Indonesia yang kiprahnya telah diakui di kancah internasional. Ia dikenal sebagai Prof. Vivi Kasim, yang lahir dan dibesarkan di Jakarta. Vivi pernah kuliah di Jepang dan kini berkarir sebagai dosen dan peneliti di CQU (Cina). Di Jepang ia juga dikenal sebagai Prof. Ezaki Kei. Meski sudah puluhan tahun tinggal di luar negeri, Vivi hingga kini tetap mempertahankan kewarganegaraannya sebagai orang Indonesia. Ketika diminta menyampaikan materi menggunakan bahasa Jawa, Vivi menjawab sembari berkelakar “ora iso, aku isoe Betawi (tidak bisa, saya bisanya bahasa Betawi)”. Sebagaimana sesi pertama kuliah tamu, sesi kedua dibawakan sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris. Selain agar pembicara lain dari CQU dapat mengikuti, hal ini juga merupakan latihan bagi mahasiswa untuk mempergunakan bahasa asing yang memang umum dipergunakan di kancah internasional.” font_container=”tag:p|font_size:14|text_align:justify” google_fonts=”font_family:Coda%3Aregular%2C800|font_style:400%20regular%3A400%3Anormal”][vc_custom_heading text=”“Hal yang kita butuhkan jika ingin menjadi peneliti adalah kerja keras dalam mencari makalah maupun penelitian terdahulu. Harus sabar dan hati-hati dalam bereksperimen. Proaktif dalam bertanya dan berdiskusi. Logis dan kritis dalam menginterpretasikan maupun membahasakan hasil penelitian,” ujarnya. Vivi lantas bercerita tentang Maria Agnes, salah seorang mahasiswa yang sedang menempuh studi untuk meraih gelar master di bawah bimbingannya. Agnes merupakan alumni Fakultas Farmasi UKWMS. Peneliti yang karyanya mendunia tersebut mengaku sangat terkesan dengan dedikasi dan ketekunan beberapa alumni UKWMS yang menjadi penerima beasiswa untuk melanjutkan studi di CQU. Ia bercerita bahwa sebagai orang Indonesia yang berkarya di negeri asing, kecintaannya pada Indonesia semakin tumbuh seiring waktu.” font_container=”tag:p|font_size:14|text_align:justify” google_fonts=”font_family:Coda%3Aregular%2C800|font_style:400%20regular%3A400%3Anormal”][vc_custom_heading text=”Vivi mengaku salah satu lagu kesukaannya kini adalah ‘Bangun Pemudi Pemuda’, lagu nasional karya A. Simanjuntak. Bukan karena sok nasionalis, tapi karena Vivi sering mendengarkan lagu itu diputar berulang kali di laboratorium tempatnya meneliti. Lagu itu diputar karena beberapa mahasiswa bimbingannya yang berasal dari Indonesia saat itu sedang getol-getolnya mempersiapkan perayaan Hari Sumpah Pemuda. “Jadi sembari praktikum, anak-anak itu nyambi mempersiapkan acara. Lagu itu diputar terus dan lama-lama saya tertular semangatnya,” ungkap perempuan kelahiran tahun 1978 tersebut.” font_container=”tag:p|font_size:14|text_align:justify” google_fonts=”font_family:Coda%3Aregular%2C800|font_style:400%20regular%3A400%3Anormal”][vc_custom_heading text=”Vivi kini sedang sibuk meneliti pemanfaatan suatu tanaman khas yang tumbuh di lereng Himalaya dan biasanya dipergunakan untuk merawat high altitude sickness (penyakit ketinggian yang umum diderita oleh pendaki). Tanaman tersebut kemungkinan bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit lain yang memiliki gejala yang sama dengan penyakit ketinggian, salah satunya adalah jenis diabetes tertentu yang tak jarang mengakibatkan penderitanya harus diamputasi. “Kalian harus ingat, Indonesia punya ribuan macam tanaman obat yang masing-masing perlu diteliti untuk mendapatkan manfaatnya. Untuk membuat obat kita tidak perlu harus impor dulu, cobalah melihat sekeliling dan dengarkan kebijaksanaan lokal tentang penggunaannya. Ada kalanya obat hebat yang kita cari itu ada di dekat kita, meskipun manfaatnya nanti bisa untuk seluruh dunia,” tandasnya. (Red)” font_container=”tag:p|font_size:14|text_align:justify” google_fonts=”font_family:Coda%3Aregular%2C800|font_style:400%20regular%3A400%3Anormal”][/vc_column][vc_column width=”1/2″][u_testimonial scroll=”1″ css_animation=”top-to-bottom”][u_testimonial_item name=”Chai Liang” title=”Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Teknologi Pangan” avatar=”3648″]“Menurut saya, kunjungan CQU ke Widya Mandala sangat memberikan wawasan tambahan yang baik untuk peserta. Contohnya adalah penelitian mengenai artificial blood yang merupakan terobosan baru. Sangat menyenangkan bisa mendapatkan informasi secara langsung dari penelitinya sendiri.”[/u_testimonial_item][/u_testimonial][vc_separator color=”grey” align=”align_center”][u_testimonial scroll=”1″ css_animation=”right-to-left”][u_testimonial_item name=”Agrippina Tan” title=”Mahasiswa Fakultas Bisnis” avatar=”3650″]”Sangat berkesan! Saya dapat bertemu dengan Professor-professor dari CQU(ChongQing Uni) dan mendapatkan informasi menarik tentang studi lanjut di China. Selain itu, saya juga menambah pengetahuan baru lintas jurusan dan penelitian di bidang bio-teknologi.”[/u_testimonial_item][/u_testimonial][vc_separator color=”grey” align=”align_center” style=”” border_width=”” el_width=””][u_testimonial scroll=”1″ css_animation=”bottom-to-top”][u_testimonial_item name=”Jerry Jong” title=”Mahasiswa Jurusan International Bisnis Management” avatar=”3651″]“CQU adalah salah satu universitas terbaik di negeri tirai bambu. kedatangan mereka seakan membawa angin segar ke kancah riset dan teknologi terutama dalam bidang bio-engineering. UKWMS sangat beruntung dapat memiliki kerjasama beasiswa studi lanjut dengan CQU.”[/u_testimonial_item][/u_testimonial][/vc_column][/vc_row]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ilustrasi-Hari-Kesadaran-Epilepsi-Sedunia_creator-SewcreamStudio_credit-Getty-images.jpg

Hari Kesadaran Epilepsi Sedunia

(UKWMS – 26/03/2024) Hari Kesadaran Epilepsi Sedunia atau Epilepsy Awareness Purple Day adalah peringatan internasional yang diperingati setiap tahun pada tanggal 26 Maret. Hari ini

Lulusan UKWMS Berdampak Nyata bagi Masyarakat

(UKWMS – 23/3/2024) – Kelulusan menjadi momen yang dinanti para mahasiswa, usai mereka berjibaku dalam dinamika perkuliahan. Sama halnya dengan para wisudawan Universitas Katolik Widya