ID 
EN 
(UKWMS – 9/4/16) Pernahkah Anda mengalami kegugupan saat presentasi di depan kelas? Atau bahkan merasa tidak percaya diri saat mengajukan pendapat Anda? Janganlah hal tersebut menghambat potensi yang Anda miliki. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) memiliki progam terbaru yaitu Seminar Public Speaking dengan tema Speak To Change. Acara yang berlangsung pada Sabtu, 9 April 2016 ini menyediakan solusi kepada mahasiswa yang kurang percaya diri saat di depan umum serta kurangnya pengetahuan mereka untuk berkomunikasi secara baik.
Hadirnya MEA jelas membuat persaingan tiap individu semakin ketat. Saat ini mahasiswa dihadapkan pada kebutuhan berkomunikasi yang benar. Baik ketika menjual produk atau jasa maupun menjadi seorang enterpreneur yang akan melakukan marketing speech. Bertempat di kampus dinoyo ruang A301, Putjok Rizaldy selaku pendiri Public Relation Institute di Surabaya hadir sebagai fasilitator untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa atas teknik dan style yang baik dalam berkomunikasi.
Dalam kesempatan tersebut, Putjok memberi contoh langsung kepada mahasiswa tentang berkomunikasi secara nonverbal yang baik maupun yang buruk. Bagaimana body language (bahasa tubuh) dan eye contact (kontak mata) seseorang dapat mempengaruhi lawan bicaranya maupun audience. Tidak melulu memaparkan materi, ia juga mengajak beberapa mahasiswa untuk maju ke depan panggung dan menunjukkan kebiasaan mereka sebelumnya dalam berkomunikasi. Mulai dari cara memperkenalkan diri didepan umum maupun cara membahas topik yang kurang mereka pahami dikupas secara spontan. Menanggapi materi yang disampaikan oleh Putjok secara interaktif, Vian salah seorang peserta dari Jurusan Akuntansi menyampaikan, “saat ini tidak hanya pengetahuan yang menjadi dasar ajang perlombaan di Indonesia. Namun ada juga presentasi dan debat yang menuntut tim lomba Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya untuk berkomunikasi dengan baik di depan umum”. Selain mengupas permasalahan mahasiswa dalam kebiasaan berkomunikasi di depan publik, banyak juga tips sukses yang dibagikan Putjok kepada mahasiswa. Mulai dari keharusan mengenali suasana lingkungan, audience, hingga penguasaan materi yang akan dipresentasikan.
Acara dilanjutkan dengan praktek di mana sepuluh orang peserta dibimbing langsung oleh tim pemateri. Mereka dipilih secara acak dengan menunjukkan secarik kertas bertuliskan lucky seat yang sebelumnya diletakkan oleh Putjok dan tim di bawah beberapa bangku peserta. Setelah dibimbing, satu per satu peserta maju untuk berbicara di depan umum dan langsung di tanggapi oleh Putjok mengenai suara pelafalan yang baik dan gesture tubuh yang benar. Natasha sebagai salah satu peserta dengan lucky seat kemudian mengungkapkan, “awalnya nervous (gugup) karena tidak pernah berbicara secara spontan di depan umum, namun tips yang diberikan Pak Putjok tadi sangat berguna untuk waktu-waktu mendadak kedepannya”.
Putjok mengharapkan para peserta dapat mempelajari teknik-teknik yang telah ia kemukakan setelah seminar ini berlangsung. Dimana dengan menerapkan teknik tersebut, peserta dapat menambah daya jual mereka ketika berkuliah maupun nantinya saat bekerja. “Selain menjadi handal dalam bidang masing-masing, komunikasi yang baik akan membantu meyakinkan orang lain atas apa yang kita coba utarakan,” tandas Putjok. Tentunya kemampuan berkomunikasi akan menjadi lebih baik bila peserta memiliki kemauan untuk berlatih secara mandiri dan rutin. (Yoan Faustin/red)
