(UKWMS – 28/10/2025) – Menjadi lulusan farmasi, tak melulu hanya menjadi pegawai atau bekerja dengan orang lain. Tetapi, bisa menjadi pemilik merek atau membangun lini bisnis sendiri, dan membuka lapangan pekerjaan baru.
Untuk menambah wawasan, Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) berkolaborasi dengan PT. Mash Moshem Indonesia (MMI). Tema yang diusung yakni “From Lab to Glam”. Melalui program Mash Moshem Goes to Campus, para mahasiswa Fakultas Farmasi UKWMS diajak untuk mengenal tren pasar, bidang industri, dan membangun bisnis.
“Melalui acara ini, teman-teman bisa mempraktekkan dan mengamalkan ilmu-ilmu farmasi, khususnya dalam bidang kosmetika. Tentu harapannya kegiatan ini bisa berkelanjutan, agar kalian semua dari bidang pendidikan bisa tahu perkembangan terbaru industri kosmetik secara luas,” tutur Dr. Yudy Tjahjono, B.Sc.Biol., M.Sc.Biol., selaku Wakil Dekan II Fakultas Farmasi UKWMS.
Ia juga berharap kegiatan ini dapat menjadi bekal bagi mahasiswa untuk pengembangan kosmetik yang berbasis keilmuan farmasi, sehingga mampu memanfaatkan ilmu yang dimiliki untuk berinovasi.
Tak hanya mempelajari industri kosmetik secara luas, para mahasiswa juga diajak mengenal seluk beluk industri maklon. “Ada beberapa tujuan dari kegiatan ini, tapi salah satunya ingin mendorong kalian semua, para calon pengusaha muda tidak hanya menjadi pengikut. Tapi kalian bisa menjadi pemimpin, pemilik merek dengan formulasi yang kalian buat. Karena natural heritage kita sangar luar biasa,” ungkap Scorpi Filia, selaku CEO PT. Mash Moshem Indonesia.
Ia mengungkapkan bawah seorang entrepreneur tidak cukup hanya menjadi follower tren. Mahasiswa farmasi memiliki modal ilmiah yang kuat untuk menjadi initiator, pencipta tren baru di industri kecantikan, misalnya dengan memanfaatkan bahan heritage khas Indonesia seperti juwet yang dikembangkan di laboratorium UKWMS.
Saat ini, farmasi tak hanya tentang meracik obat, riset dan pengembangan, dan pengembangan bisnis saja. Melainkan, bisa menuangkan ide sampai memiliki mereknya sendiri. Namun, akan menjadi berat ketika pemilik merek atau usaha, harus memiliki pabrik sendiri. Padahal, sekarang produksi kosmetik bisa dilakukan secara maklon.
Pada kesempatan ini, para mahasiswa Fakultas Farmasi UKWMS diajak mengenal dunia kosmetik dan maklon. Hadir sebagai narasumber adalah apt. Wendy Martian, M.Farm., selaku Business Development PT. Mash Moshem Indonesia.
“Dunia kosmetik itu sangat dinamis, jadi mulai dari pengembangan bisnis, survey pasar, sampai membuat produknya. Dan perlu untuk punya riset dan pengembangan yang bisa memaparkan temuan, maupun tren yang sedang ramai,” pungkas Wendy.
Belajar Melalui Praktik Langsung dan Diskusi Interaktif
Kegiatan semakin menarik dengan adanya demo pembuatan kosmetik berupa vegan butter cream oleh Lintang Karina, tim R&D PT Mash Moshem Indonesia. Di mana dua mahasiswa, Karin dan Jovando, menjadi sukarelawan dalam proses formulasi. Mereka mempraktikkan pencampuran bahan alami seperti licorice root extract, aloe vera, carrot oil, dst untuk menghasilkan produk dengan tekstur lembut dan ringan.
Setelah sesi praktik, peserta diajak berdiskusi mengenai legalitas dan pengembangan bisniskosmetik, mulai dari izin BPOM, sertifikasi halal dan vegan, hingga strategi pasca-produksi. Mahasiswa tampak antusias mengajukan pertanyaan seputar peluang usaha, proses pembuatan sampel, hingga tantangan distribusi produk.
Fakultas Farmasi UKWMS berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan edukatif yang relevan dan aplikatif, guna mempersiapkan lulusan yang tidak hanya kompeten di bidang ilmu, tetapi juga siap berkontribusi di berbagai sektor industri, termasuk dunia kecantikan. (Red1/Red)


