(UKWMS-17/9/2019) Infus merupakan metode pemberian cairan dan obat yang disalurkan langung melalui pembuluh darah. Infus banyak dijumpai di rumah sakit ataupun klinik. Perawat menjadi petugas yang harus rutin memonitor volume infus. Untuk memudahkan pekerjaan perawat inilah, Jose Maria Leao Filipe, Wisudawan Akademik Terbaik dari Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) berinovasi. Bersama dosen pembimbingnya, Hartono Pranjoto, Ph.D. dan Widya Andyardja, Ph.D, Jose-sapaan akrabnya membuat sebuah inovasi berupa Aplikasi Computer Vision untuk memonitori cairan infus.
“Inovasi ini merupakan program berkelanjutan dari dosen saya yang didanai langsung oleh Kemenristekdikti. Saya mengembangkannya lagi untuk diangkat menjadi topik penelitian bersama teman yang lain,” jelas wisudawan yang baru saja merampungkan summer camp di Taiwan Tech dua minggu lalu itu. Untuk mengembangkan inovasi ini Jose sendiri merasa cukup tertantang. Ia mengaku baru pertama kali mengembangkan aplikasi berbasis android. Butuh satu bulan baginya untuk mempelajari Android Studio sampai berhasil menghasilkan sebuah aplikasi tersebut.
Inovasi karya wisudawan yang lahir di Kota Dili ini berupa kamera yang diinstalasi di tiang infus, untuk menangkap gambar dari volume infus yang terpasang. Selanjutnya, secara real-time (waktu nyata) gambar volume infus tersebut dapat dilihat melalui aplikasi, komputer, dan website. Aplikasi ini hanya bisa diakses apabila ponsel pintar telah terhubung dengan server atau access point (titik akses) rumah sakit. Tujuannya agar informasi hanya bisa diakses oleh satu kawasan saja yaitu rumah sakit atau klinik yang bersangkutan.
Gambar dari volume infus yang terpasang akan secara berkala dikirimkan ke aplikasi maupun website yang terhubung. Tiap 2,5 menit gambar akan otomatis ter-update. Hal ini akan dengan mudah membantu kinerja perawat atau tim medis lainnya dalam memantau volume infus pasien. Kelebihan dari inovasi ini ialah adanya kemudahan dalam mendeteksi eror. “Untuk mendeteksi erornya sendiri sangat mudah. Karena sistemnya mengirimkan gambar secara real-time maka dengan mudah pula melakukan cross-check gangguan yang terjadi. Sedangkan alat lain susah untuk dideteksi gangguannya,” jelas Jose.
Jose menerangkan bahwa inovasi ini memiliki peluang besar untuk dipasarkan. Kini Jose bersama tim tengah bersiap-siap untuk melaksanakan uji coba langsung oleh perawat dan mendaftarkan hak patennya. Harapannya, agar inovasi ini bisa membantu banyak orang dalam ranah medis dan memberikan dampak baik dalam kelancaran perawatan pasien di rumah sakit.
“Penggunaannya juga sangat jauh dari kata ribet. Hanya perlu menekan satu tombol untuk menyalakan alat. Dan untuk akses aplikasinya juga sangat mudah. Sisa memasukkan ID tiang infus lalu tampilan gambar volume infus akan segera muncul. Alat ini juga akan mengirimkan notifikasi ke aplikasi apabila volume infusnya sudah hampir habis agar segera diganti yang baru,” pungkas alumnus SMA Santo Kolose Santo Yusuf Malang ini.