EN 
ID 
(UKWMS – 31/10/2022) – Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) kembali menyelenggarakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM), dengan membuat Sistem Pemompa Air dan Penyiram Lahan Pertanian Tenaga Surya-Hybrid untuk Tani Sawi di Dusun Mondoroko Desa Banjararum, Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Kegiatan PKM ini melibatkan para dosen dan mahasiswa UKWMS.
Mereka adalah Dr. Dyna Rachmawati, SE., M.Si., Ak., dari ilmu manajemen bisnis, Ir. Andrew Joewono, ST., MT., IPU., ASEAN Eng., dari ilmu elektronika dan teknologi tepat guna, serta para mahasiswa, Varra Dinda, Yerry Topan Arisandhy, Silvester Harjuna Iwangga, Fian Agustino W, dan Anatolius Caesar Panggala.
Program Pengabdian kepada Masyarakat ini bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, pada skim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun pendanaan 2022.
Rangkaian kegiatan terdiri dari merangkai peralatan dan uji pakai, implementasi pada lokasi lahan tani, hingga masa panen tanaman sawi, dan serah terima peralatan. Momen serah terima sekaligus penutupan program dilaksanakan pada Rabu (5/10) lalu. Kegiatan pengabdian ini dibuka oleh Ami selaku ketua dan pelaksana harian KWT dusun Mondoroko, Firman Hariadi selaku BPD Desa Banjararum. Dan turut hadir Dra. Adriana Anteng Anggorowati, M.Si., sebagai ketua tim pelaksana kegiatan, serta Solehhudin, sebagai Kepala Dusun Mondoroko.
“Alat ini dapat melakukan pemenuhan energi listrik untuk menggerakkan pompa sedot dan tekan untuk melakukan penyiraman (sprinkle) pada tanaman sawi, dari konversi energi matahari menjadi energi listrik. Daya listrik yang dihasilkan dari panel surya sebesar 3600 wp, dapat memenuhi kebutuhan pompa air hingga 1500 watt, secara langsung, dengan menggunakan inverter solar water pump 1.5 kw,” terang Andrew. Memanfaatkan kekuatan sinar matahari antara pukul 08.00 hingga 14.30, alat ini dapat memenuhi kebutuhan air dalam pertumbuhan tanaman sawi.
Melalui koordinasi Badan Permusyawaratan Desa dan Kelompok Wanita Tani (KWT), ada beberapa strategi yang dilakukan yakni pertama, KWT melakukan budidaya pembibitan tanaman sawi dan menyebarkan kepada anggota untuk dibesarkan pada lokasi masing-masing. Kedua, KWT membesarkan bibit di lahan pembibitan dengan menggunakan peralatan yang terimplementasi, pemasaran akan dilakukan langsung diambil/dibeli oleh pengepul pedagang sayuran. Harapannya akan membuka peluang usaha bagi generasi muda, ibu-ibu rumah tangga, atau pun generasi purna tugas.
Ami berjanji akan menjaga dengan menggunakan peralatan untuk proses budidaya tanaman sawi beserta KWT dan menggunakannya semaksimal mungkin. Senada dengan Ami, Firman Hariadi berjanji akan menjaga dan mengembangkan sistem peralatan tersebut, dengan memberikan edukasi pada generasi muda di lingkunagn dusun dan desa, sehingga perekonomian masyarakat diharapkan dapat meningkat.
“Program kemitraan ini adalah suatu bentuk kegiatan perguruan tinggi yang dilakukan secara nyata untuk mencari solusi dari permasalahan masyarakat. Terutama dalam masa kebangkitan setelah masa pandemi covid-19, yang sangat memukul perekonomian masyarakat,” ungkap Anteng Anggorowati selaku ketua pelaksana.
Oleh karena itu perguruan tinggi sebagai tonggak berpikir harus bergerak untuk mencari solusi, dengan membuat alat bantu budidaya yang dapat meningkatkan nilai ekonomi. Walau telah diserah terimakan, kegiatan akan terus dilanjutkan dengan pendampingan di lapangan, memberikan pendampingan dan pelatihan manajemen bisnis serta pengembangan pemasaran. (Red)
