(UKWMS-2/3/2018) – Kemajuan teknologi yang luar biasa memudahkan masyarakat dalam menjalani kehidupan, namun di sisi lain kecepatan perkembangan yang terjadi juga menyumbangkan banyak perubahan dalam cara hidup masyarakat dunia. Internet kini menjadi sesuatu yang bersifat wajib bagi sebagian besar orang, bahkan data dari situs Kementerian Komunikasi dan Informasi Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat kita adalah pengguna internet terbesar ke-enam di dunia. Luasnya jangkauan internet dan semakin murahnya harga gawai membuat pengguna internet tumbuh dengan pesat. “Segala pertumbuhan itu membuat cara kita berkomunikasi pun berubah, jika demikian kita sebagai akademisi pun wajib untuk beradaptasi dalam proses pendidikan maupun pembelajaran,” ujar Dr. V. Luluk Prijambodo, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FKIP UKWMS).
Langkah adaptasi tersebut diwujudkan dengan diadakannya Kuliah Umum “Disruptive Innovation and Its Impact on Education” oleh Prof. Anita Lie, MA., Ed.D dan peluncuran “FKIP Mobile Application” sebagai salah satu moda komunikasi penunjang layanan pembelajaran di FKIP. Acara yang diselenggarakan pada Jumat, 2 Maret 2018 di Auditorium Lantai 2 Kampus Kalijudan UKWMS tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 orang mahasiswa FKIP UKWMS dan dosen maupun karyawan.
“Disrupsi itu sudah terjadi di berbagai bidang, baik itu transportasi, industri, sama halnya dengan di bidang pendidikan. Sayangnya orang-orang di bidang pendidikan terkadang terlalu santai, karena bidang pendidikan terproteksi oleh aturan masyarakat yang memang mewajibkan orang untuk sekolah. Namun pendidikan tinggi yang sifatnya tidak diwajibkan, haruslah bersiap-siap akan disrupsi yang terjadi,” ungkap Anita. Lebih lanjut ia menekankan bahwa pendidikan jangan lagi mengajarkan ilmu pengetahuan dengan cara-cara pengajaran yang lama. “Pendidikan harus mengubah dirinya dengan hadir dalam bentuk e-learning misalnya. Penyampaian muatan informasi seharusnya jangan lagi menjadi tujuan pendidikan, namun justru harus memperhatikan bagaimana cara membangun karakter peserta didik, bahkan termasuk cara-cara berpikir kreatif,” tandasnya.
Selain menyampaikan tentang pentingnya beradaptasi, Anita juga menyampaikan bahwa berapapun usia kita tidak boleh sampai menyerah untuk belajar. Sama halnya dengan dalam menghadapi era digitalisasi kini. Akademisi secara umum dan mahasiswa FKIP UKWMS yang dibekali dengan kemampuan untuk mampu menjadi pendidik haruslah pandai-pandai melihat peluang untuk bertahan dalam dinamika masyarakat dunia yang begitu pesatnya berkembang. Pada kesempatan kuliah umum tersebut, turut hadir pula Angela Merici Pitra Prabarani, praktisi bidang Training and Development yang kini sedang membangun aplikasi pembelajaran Bahasa Indonesia yang diperuntukkan bagi penutur asing. Anita dan Pitra berusaha menyampaikan pesan bahwa mobile apps tidak hanya bisa dibuat oleh lulusan bidang studi informatika, “bahkan saya yang jauh lebih tua dan sering dibilang gagap teknologi oleh anak saya sendiri, berani membuat mobile apps, maka kalian yang jauh lebih muda ini harusnya lebih semangat dong!” tukas Prita semangat dihadapan ratusan mahasiswa yang menyambut dengan riuh gelak tawa.
Terkait dengan FKIP mobile application sendiri, aplikasi berukuran 16MB tersebut tersedia secara bebas dan gratis untuk diunduh di Google Playstore. Melalui aplikasi tersebut, pengunduh bisa menikmati layanan pembelajaran seperti materi kuliah, pengumuman beragam kegiatan kampus dan lain sebagainya. “Kami ingin menghilangkan pembatas dalam hal keterbatasan sarana prasarana pembelajaran bagi mereka yang ingin belajar namun terhalang masalah ruang dan waktu,” tambah Luluk. Komunikasi digital ini diharapkan juga akan mempersingkat waktu yang dibutuhkan bagi pembelajar untuk menyelesaikan studi perkuliahannya. Bagi pengunduh yang bukan mahasiswa FKIP UKWMS, maka mereka juga dapat turut menikmati materi-materi perkuliahan tertentu yang dibuka untuk umum. (Red)