(UKWMS – 6/2/2021) – Membangun sebuah bisnis milik sendiri atau berwirausaha belakangan menjadi salah satu bidang yang digeluti kaum muda di Indonesia. Namun, mempertahankan sebuah bisnis merupakan hal yang tidak mudah, terlebih di kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Banyak usaha yang merugi, bahkan hingga gulung tikar. Lantas bagaimana caranya agar usaha kita tetap bisa bertahan bahkan makin berkembang?
Pusat Inovasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) membekali para mahasiswa dengan menggelar webinar, “Gali Idemu, Wujudkan Bisnismu!”. Webinar yang digelar secara daring pada Sabtu (6/2) ini, mengundang narasumber yang merupakan penggagas ide program “Diplomat Success Challenge (DSC)” yang telah memasuki tahun ke-11. Ia adalah Edric Chandra, Marketing Community and Event Manager PT. Wismilak Inti Makmur, Tbk. Selain mengurus DSC, Edric juga campur tangan sebagai Mentor Apindo UMKM Academy yakni memberikan pelatihan kepada pengusaha pemula. Moderator dipandu oleh Deatri Arumsari Agung, SE., M.Sc., dosen FB UKWMS.
Sebelum pandemi Covid-19, kebutuhan masyarakat adalah bergerak menuju puncak piramida Maslow yaitu Self Esteem and Self Actualization. Namun, setelah pandemi datang, secara mendadak masyarakat memasuki era di mana kebutuhan konsumen berbalik arah dari awalnya menaiki piramida Maslow menjadi “back to the bottom” menuju dasar piramida. “Simpelnya, kita hanya ingin sehat saja, menjadi sehat adalah hal yang sangat penting. Tetap sehat, tetap aman dan tetap waras,” jelas Edric.
Perubahan-perubahan yang terjadi selama pandemi, kini menjadi kebiasaan baru yang mengharuskan masyarakat melakukan adaptasi. Contohnya seperti kegiatan seminar yang harus dilakukan secara daring demi menghindari kontak dengan orang lain. “Begitu pula dengan pembelajaran selama kuliah, tentu saja bagi kalian lebih enak kuliah secara offline kan?” tanya Edric pada para peserta. Pembelajaran jarak jauh memiliki dampak positif seperti pembelajaran yang lebih bervariatif dan kreatif, namun juga memiliki sisi negatif seperti kesehatan diri.
Begitu pula dengan dunia bisnis yang berubah. Kini banyak masyarakat melakukan pembelanjaan cukup lewat daring, tanpa harus bepergian. Banyak juga peluang bisnis yang muncul akibat adanya problem atau masalah. Contoh dengan adanya pandemi, muncul produk masker yang bermacam-macam bahan dan jenis, pelindung muka, hingga pengait masker. “Passion ditambah dengan problem dapat menghasilkan creation atau kreasi bisnis baru. Gali terus ide dari sekeliling, kemudian ciptakan kreasi bisnismu. Namun ingat, menjadi seorang pengusaha harus siap mental untuk rugi, dan bisa bangkit kembali,” jelas Edric mengakhiri sesi pertama.
Sesi kedua dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai hibah program “Start Up Business Competition” yang dipaparkan oleh Yuliasti Ika Handayani, S.E., MM., dosen FB UKWMS. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam pengelolaan bisnis dan pembekalan dalam membuat proposal pengembangan bisnis. Nantinya, akan ada seleksi proposal yang sudah dikirim dan mentoring untuk proposal yang lolos. Terdapat dua skema pendanaan untuk program ini. Skema pertama adalah pendanaan sebesar Rp. 5.000.000,- untuk tim pengusaha pemula dan pendanaan sebesar RP. 10.000.000,- untuk tim pengusaha yang sudah memiliki produk dan dapat dikembangkan secara komersil.