Tempat Belajar Harus Menjadi Ruang yang Aman

(UKWMS – 25/11/2025) – Dinamika pendidikan saat ini kerap menuai pro dan kontra dan berujung pada citra lembaga pendidikan yang buruk. Hal ini berdampak pada kepercayaan orang tua untuk menyekolahkan buah hatinya. Namun, bukan berarti hal ini tidak dapat diperbaiki atau diciptakan bersama.

Menilik hal ini, Radio Republik Indonesia (RRI) berkolaborasi bersama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FKIP UKWMS) dalam sebuah diskusi. Melalui Dialog Luar Studio, tema yang diusung adalah Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Ruang Belajar: Pendidikan sebagai Rumah Kebangsaan.

Para narasumber yakni Mateus Yumarnamto, Ph.D., selaku Dekan FKIP UKWMS, dan Dr. Triworo Parnoningrum, M.Pd., selaku Tim Pokja Pendidikan Inklusif Jawa Timur. Diskusi berlangsung hangat di Auditorium lantai 2 UKWMS Kalijudan, pada Kamis (6/11) lalu. Dan bertindak sebagai pemandu acara adalah Sari Julia.

Sebagai institusi pendidikan, UKWMS pun berusaha hadir menjadi tempat belajar yang aman dan nyaman. “Perlu kesadaran dari generasi muda terkait kebangsaan ini. UKWMS pun berharap bisa menjadi tempat belajar untuk berbangsa. Disini diajarkan mata kuliah tentang Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan mata kuliah dasar lainnya yang mengajarkan kebangsaan. Dan bukan sekedar teori, tetapi juga praktik di lapangan,” tutur Mateus.

Membangun Kebangsaan adalah Tugas Bersama

Tetapi, menjadi tantangan bagi kita semua untuk membangun kebangsaan. Walau berasal dari latar belakang yang berbeda, menumbuhkan rasa saling memiliki bisa menjadi salah satu cara. Baik itu di sekolah maupun di kampus, yang dihadapi adalah sama-sama calon penerus bangsa.

“Apapun tempat belajar anak, harus menjadi ruang yang inklusif dan aman. Kita para praktisi pendidikan, tugas kami untuk merawat generasi bangsa. Penerapan rumah kebangsaan itu harus dilakukan, seperti menyambut mereka tanpa membedakan suku, agama, dan rasnya,” ungkap Woro – sapaan akrab Triworo.

Berbicara perbedaan, sejatinya bukan hanya suku, agama, dan ras. Tetapi hingga asal daerah dan kondisi mereka. Hal ini yang kadang tidak mudah diterima dan saling menghormati. Pemerintah Indonesia pun kini mewajibkan agar seluruh universitas, memiliki pusat maupun layanan untuk mereka yang disabilitas.

Sejak bulan Juli 2024, UKWMS secara resmi mendirikan Unit Layanan Disabilitas (ULD). Adanya unit ini, adalah untuk memfasilitasi sivitas akademika UKWMS yang bertujuan untuk mendukung pembelajaran mahasiswa berkebutuhan khusus.

Mateus maupun Woro sepakat, bahwa keberagaman bila dikelola dengan baik maka akan menjadi kesatuan yang merekatkan. “Minimnya ruang dialog saat ini juga menjadi tantangan. Kami pun sedang mengikuti bimtek pembelajaran mendalam atau deep learning. Kita harus kuatkan budaya kolaborasi, bangun dialog guru dan siswa yang hangat. Serta melatih resiliensi dan empati sebagai proyek sosial yang nyata,” terang Woro.

“Menjadi tugas kita bersama untuk menciptakan ruang belajar yang aman dan nyaman untuk calon generasi penerus bangsa. Kita usahakan membangun ekosistem belajar yang baik. Walaupun dunia digital modern sudah sangat berkembang, namun akhlak tetap harus berpijak pada bumi ibu pertiwi,” pungkas Sari. (Red1)  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Aksi Nyata Mahasiswa FK UKWMS dalam IGB 2025

(UKWMS – 19/11/2025) – Setiap profesi pekerjaan, tentu mengemban peran mulia yang tujuannya untuk berkontribusi kepada masyarakat. Semakin banyak yang terlibat, maka hasilnya pun akan