(UKWMS – 20/07/2018) Anak muda memang dikenal akan kemampuannya untuk menelurkan ide-ide baru demi perubahan sekitarnya, termasuk bagi universitas tempatnya menempuh studi. Sebanyak sepuluh orang Duta WM 2018 mencurahkan pemikirannya mengenai program pengembangan universitas dalam final presentation and awarding night Duta WM. Acara ini diadakan di Auditorium Benediktus Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Jumat (20/7).
Para Duta WM ditantang agar dapat menjadi representasi UKWMS, khususnya sehubungan dengan kegiatan pengenalan kampus yang berdiri sejak tahun 1960 tersebut. “Duta WM akan mengenalkan keunggulan UKWMS ke masyarakat luas. Selain itu, mereka juga akan menjadi role model bagi sesama mahasiswa dan warga UKWMS untuk menularkan energi positif,” kata Melanie, selaku Ketua Urusan Promosi UKWMS. Mulanya, ada 32 Duta WM yang dipilih dari berbagai jurusan di UKWMS. Mereka kemudian diseleksi, sampai akhirnya terpilih sepuluh orang untuk dapat unjuk gigi di final presentation and awarding night (presentasi final dan malam penganugerahan).
Acara dibuka dengan sambutan oleh Caecillia S.B. Wahyuni, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Lembaga Pengembangan dan Kerja Sama (LPKS) UKWMS, dilanjutkan oleh Drs. Kuncoro Foe, G.Dip.Sc., Ph.D. Apt., Rektor UKWMS. Keduanya sekaligus berperan sebagai juri malam itu, bersama dengan Pudjok Rizaldy, M.Med.Kom., M.M., pendiri PR Institute. Ada lima penghargaan yang diserahkan pada Duta WM malam itu: the most enthusiastic (paling antusias), the most cooperative (paling kooperatif), the most talented (paling berbakat), the most favorite (paling favorit), serta best Duta WM 2018 untuk Duta Putra dan Putri terbaik.
Mereka yang Bersinar
Bak model, sepuluh finalis Duta WM mengawali penampilan mereka malam itu dengan melenggang anggun di atas panggung secara berpasangan. Mereka mengenakan busana glamor, lengkap dengan dandanan cantik dan tampan. Satu demi satu memperkenalkan diri menggunakan bahasa Inggris di hadapan dewan juri. Seluruhnya menjanjikan akan memberikan yang terbaik jika terpilih.
Final presentation pun dimulai, setiap Duta WM mempresentasikan idenya dalam memperkenalkan UKWMS ke khalayak. Programnya bermacam-macam, mulai dari lomba paduan suara bagi siswa SMA, sampai one day trip in Widya Mandala. Secara fasih mereka menjelaskan detil dari program-program tersebut selama lima menit.
Para Duta WM kemudian diuji akan pengetahuannya seputar kampus. Secara acak, mereka memilih pertanyaan dari stoples kaca, untuk kemudian dibacakan oleh MC. Level kesulitannya beragam. Arnett Rezzon, perwakilan Fakultas Psikologi menunjukkan kepiawaiannya dengan berhasil menjawab pertanyaan mengenai visi UKWMS.
Tidak berhenti sampai di situ, finalis Duta WM juga melakukan unjuk bakat. Selama lima puluh menit, para juri dan penonton disuguhkan beragam tontonan talenta yang menarik. Ada yang lucu, membuat terpesona, sampai menyentuh perasaan. Salah satunya adalah aksi Devi Kumalasari, perwakilan Fakultas Keperawatan. Ia menari dengan backsound lagu yang populer akibat aplikasi TikTok, Aisyah Jatuh Cinta. Devi berhasil mengundang tawa dari para penonton akibat kepercayaan dirinya menampilkan gerakan kocak.
Pada akhir acara, 32 Duta WM dari seluruh fakultas naik ke atas panggung. Arnett Rezzon (Fakultas Psikologi) dan Eva Marcella (Fakultas Bisnis Jurusan Akuntansi) terpilih menjadi best Duta WM 2018. Sang Rektor pun maju untuk menyematkan Pin Duta WM secara langsung kepada mereka. Selain Eva dan Arnett, ada empat orang Duta yang menerima penghargaan lain; Jessica Fanny dari Fakultas Psikologi sebagai the most enthusiastic, Devi Kumalasari sebagai the most favorite, Fastinsia Fortuna dari FKIP PG PAUD sebagai the most talented, dan Krisna Yasa Basundara Ditya dari FKIP Bahasa Inggris sebagai the most cooperative.
Kuncoro mengapresiasi acara yang baru pertama kali diadakan ini. Menurutnya, kegiatan Duta WM cukup komprehensif dalam mencakup kemampuan diri seseorang, dan sesuai dengan visi-misi UKWMS untuk membentuk pribadi yang utuh. “Pihak yang menerima manfaat dari kegiatan ini cukup banyak. Widya Mandala jadi punya Duta-duta yang representatif dan memiliki kemampuan profesional dalam memperkenalkan universitas. Selanjutnya juga berguna bagi seluruh Duta WM yang terlibat, karena mereka memperoleh pengalaman untuk meningkatkan personality serta kepercayaan diri. Hal ini membuat mereka lebih matang secara pribadi, dan soft skill-nya juga bertambah,” katanya. (nancy oktavelia)