(UKWMS – 15/10/2025) – Komitmen Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) sebagai kampus inklusi tak perlu diragukan. Serangkaian program peningkatan layanan terus dilakukan, guna memberikan layanan inklusi yang prima. Terbaru, para tenaga kependidikan UKWMS mengikuti Lokakarya Layanan Pendidikan Inklusi.
Kegiatan ini berhasil terselenggara, melalui hibah Penguatan ULD dan Program Penguatan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Kemitraan Tahun 2025 dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia.
Para perwakilan dari seluruh unit kerja di UKWMS, berkumpul pada (25/9) lalu di Lobby Kaca UKWMS Kampus Dinoyo. Program ini menggandeng beberapa pihak, seperti Pastoral Difabel, Autism Awareness Indonesia (IAI) Jawa Timur, dan Disability Innovation Center Universitas Negeri Surabaya. Serta dukungan penuh dari Komisi Nasional Disabilitas Republik Indonesia.
Selain lokakarya, dari pelatihan ini kita bisa semakin peka ketika berinteraksi dengan orangtua, tamu, terkhususnya dengan mahasiswa yang difabel. Karena pastinya ada kebutuhan dan pola komunikasi yang berbeda, yang tidak bisa disamaratakan.
“Kita pun juga bisa mengembangkan kemampuan komunikasi dengan beragam disabilitas. Tak lupa juga, setelah pelatihan kita bisa mengevaluasi dan mengembangkan standar operasional baku yang ada di unit kerja agar lebih inklusi,” terang Dr. Wahyudi Wibowo, Ketua ULD UKWMS.
Sebelum memahami materi lebih jauh, para peserta diajak untuk mengenal istilah-istilah di lingkup disabilitas. Sesi ini menghadirkan Melania Safirista Sofiarti, M.Pd., dari Pastoral Difabel Keuskupan Surabaya. “Ada berbagai istilah yang beredar di masyarakat, mulai dari yang berkonotasi negatif maupun yang memang umum digunakan di mayarakat. Jadi, jangan sampai kita salah dalam menggunakan istilah-istilah yang berkaitan dengan disabilitas,” terang Melania.
Lokakarya untuk Pembelajaran Ramah Disabilitas
Selain menggelar sesi pelatihan bagi para tenaga kependidikan, giliran para dosen yang mengikuti lokakarya. Kali ini, lokakarya diadakan oleh ULD UKWMS pada Rabu – Kamis (8-9/10), di Ruang Teater Timur, UKWMS Pakuwon City.
Lokakarya ini dirancang untuk membekali para dosen dengan pemahaman komprehensif, mengenai pendekatan pembelajaran yang ramah bagi mahasiswa dengan disabilitas. Para peserta diperkenalkan pada berbagai strategi praktis dalam menciptakan ruang belajar yang adaptif, mulai dari teknik komunikasi yang efektif, hingga penyusunan metode evaluasi yang inklusif.
Pembicara pada hari pertama, adalah Eka Prastama Widiyanta dari Komisi Nasional Disabilitas Republik Indonesia, dan Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd., dari Disability Innovation Center Universitas Negeri Surabaya.
“Saya berterima kasih kepada tim ULD dan para dosen yang menghadiri lokakarya ini untuk belajar bersama, karena beberapa fakultas di UKWMS juga sudah menerima mahasiswa dengan disabilitas. Harapannya, setelah ini para dosen dapat lebih memahami akan kebutuhan para mahasiswa dengan disabilitas agar dapat belajar dengan nyaman sama seperti mahasiswa lainnya,” ujar apt. Sumi Wijaya, S.Si., Ph.D., selaku Rektor UKWMS saat memberikan sambutan.
Sesi berikutnya, terdapat pemaparan singkat dari Eka Prastama. Ia menjelaskan bahwa dosen harus dapat memahami ragam disabilitas yang dimiliki oleh mahasiswa, karena bisa berupa banyak hal. “Pendidikan yang inklusi di perguruan tinggi, harus bisa membuka akses seluas-luasnya secara holistik, agar dapat memfasilitasi para mahasiswa disabilitas,” jelas Eka.
Selanjutnya, masuk ke materi yang dijelaskan oleh Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd. Pedagogi inklusif adalah pendekatan pembelajaran yang menghargai keberagaman siswa dan menciptakan kesetaraan, meningkatkan akses dan partisipasi, serta membantu meningkatkan hasil belajar.
Peserta juga terlibat dalam diskusi studi kasus dan simulasi situasi pembelajaran, sehingga mereka dapat memahami langsung tantangan serta solusi nyata dalam penerapan pedagogi inklusif di ruang kelas.
Melalui lokakarya ini, UKWMS menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan ekosistem pendidikan yang humanis, suportif, dan berorientasi pada keadilan bagi seluruh mahasiswa. (Red1/Red)


