(UKWMS-21/2/2017) Bioskop Kampus (BK), merupakan salah satu acara diskusi film yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FIKOM UKWMS). Acara ini selalu menghadirkan beberapa pembicara untuk mendiskusikan film yang ditampilkan dalam Bioskop Kampus. Kali ini Bioskop Kampus mengundang pembicara seorang Film Maker (pembuat film), Producer and Co Founder Hide Project Films, Creative Director and Co Founder Bosan Berisik Lab, yaitu Ismael Basbeth.
Bagi sebagian orang, nama tersebut mungkin cukup jarang terdengar. Namun karya pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah tersebut sudah ditampilkan di banyak festifal film internasional mulai dari Busan, Rotterdam, Sydney, Tokyo, hingga Vladivostok. “Mendengarkan langsung dari Ismael tentang pengalamannya membuat berbagai film pendek dan meraih penghargaan tentu akan menjadi pelajaran berharga bagi siapapun yang berminat belajar ilmu komunikasi,” ujar Anastasia Yuni W., S.Sos., M.Med.Kom selaku dosen pendamping Ormawa Fikom. BK dilaksanakan pada 17 Februari 2017 di Auditorium 301 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Jl. Dinoyo 42-44 pukul 13.00 WIB. Sekitar 150 orang peserta memadati ruangan auditorium, antusias mengikuti acara yang dimoderatori oleh Nessa Afrilin, mahasiswi FIKOM WM semester enam.
Film yang didiskusikan kali ini adalah Another Trip to the Moon. Film ini diperankan oleh Tara Basro, Ratu Anandita, Cornelio Sunny, Endang Sukeksi dan Mila Rosinta Totoatmojo yang bercerita mengenai dua tokoh perempuan Asa (Tara Basro) dan Laras (Ratu Anandita) yang hidup berdua di tengah hutan. Setiap malam, mereka tidur meringkuk di tempat yang mirip sarang burung raksasa. Setiap hari, tanpa bertukar tutur kata, mereka mandi bersama di sungai dan makan dari hasil buruan. Mereka saling melengkapi, sampai pada akhirnya Laras tertimpa musibah, dan Asa harus tinggal sendirian. Tak lama kemudian, muncul manusia yang menjelma menjadi anjing (diperankan Cornelio Sunny) mendekati Asa. Makhluk ini ternyata datang karena disuruh oleh Ibu Asa (Endang Sukeksi), yang menginginkan anaknya pulang.
Film ini diangkat Ismael dengan mengadaptasi beberapa dongeng, cerita legenda dan mitos-mitos yang ada di Indonesia. Ismael juga hendak menilik dan mempelajari tradisi tutur awal mula ini dengan melakukan perjalanan kembali ke masa lalu. Penonton yang hadir hari itu terlihat begitu antusias mendiskusikan film ini dengan Ismael Basbeth. Ada salah satu penonton yang bertanya mengenai bagaimana cara mengarahkan tokoh untuk berperan sesuai dengan perannya. Ismael Basbeth ternyata memiliki cara tersendiri untuk mengarahkan tokoh. “Caranya dengan mengajak pemain dan para kru melakukan workshop olah pikir dan olah tubuh. Itu akan membawa para pemain untuk lebih menghayati perannya,” ujar Ismael. Penutupan acara dilakukan dengan pemberian cinderamata oleh Anastasia Yuni W., S.Sos., M.Med.Kom selaku dosen pendamping Ormawa Fikom, lalu diikuti dengan pembagian doorprize dan foto bersama dengan Ismael Basbeth. (Nike Puspitasari/ Red)