(UKWMS – 2/8/2024) – Data terbaru menunjukkan Generasi Z (lahir 1997-2012), mengalami kesulitan yang lebih besar dalam mencari pekerjaan dibanding generasi sebelumnya. Hal ini dibarengi dengan fenomena lansia yang harus terus bekerja untuk menopang kehidupan anak-anak mereka, baik Generasi Milenial (lahir 1981-1996) maupun Generasi Z.
Berdasarkan data Sakernas Agustus 2017 dan Agustus 2022, terjadi penurunan jumlah serapan kerja dan penambahan durasi mendapatkan pekerjaan bagi lulusan baru di semua jenjang pendidikan. Pada periode September 2021 hingga Agustus 2022, hanya 13,6% lulusan yang berhasil mendapatkan pekerjaan di sektor formal. Prosentase ini jauh lebih rendah dibanding pada periode September 2016 hingga Agustus 2017 yakni sebesar 21,9% .
Fenomena lain yang tak kalah memprihatinkan adalah, banyaknya lansia yang harus bekerja untuk menopang kehidupan anak dan cucu mereka. Data Susenas Maret 2022 menunjukkan bahwa 5,7 juta lansia menanggung beban 11,1 juta generasi Milenial dan Z.
Hal ini terjadi karena hanya 5% lansia yang memiliki dana pensiun, sehingga mereka harus bekerja di masa tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Beban hidup lansia Indonesia jauh lebih berat dibandingkan dengan beban generasi Milenial dan Z sebagai penopang keluarga. Sebanyak 62% lansia menghidupi anggota keluarga dari dua generasi, dan 38% bahkan menanggung tiga generasi.
Beberapa faktor yang menyebabkan fenomena ini antara lain:
- Tingginya angka pengangguran di kalangan Generasi Z
- Minimnya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi Generasi Z
- Gaji yang rendah dan tidak sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR)
- Kurangnya edukasi dan pelatihan bagi lansia untuk beradaptasi dengan dunia kerja modern
- Minimnya program pensiun yang memadai bagi lansia
Untuk mengatasi fenomena ini, diperlukan solusi komprehensif dari berbagai pihak, seperti:
- Pemerintah perlu menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan sesuai dengan kebutuhan Generasi Z
- Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan bagi Generasi Z
- Menaikkan UMR dan memastikan gaji yang layak bagi pekerja
- Memberikan edukasi dan pelatihan bagi lansia untuk beradaptasi dengan dunia kerja modern
- Memperbanyak program pensiun yang memadai bagi lansia
Peran Pendidikan Tinggi selain Dalam Dunia Kerja
Fenomena Generasi Z yang sulit mencari kerja dan lansia yang harus terus bekerja menopang kehidupan anak dan cucu mereka merupakan sebuah potret kelam dalam dinamika keluarga Indonesia. Diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak untuk mengatasi fenomena ini dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Pendidikan tinggi tidak hanya memberikan pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan dalam dunia kerja, tetapi juga mengembangkan soft skills seperti kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan problem solving.
Kemampuan-kemampuan ini sangat penting untuk meraih kesuksesan dalam karir dan kehidupan. Dengan mengenyam pendidikan tinggi, generasi muda dapat meningkatkan kompetensi dan keahlian mereka. Sehingga lebih siap dalam menghadapi persaingan di dunia kerja yang semakin ketat.
Untuk itu, memilih institusi pendidikan tinggi juga tidak bisa sembarangan. UKWMS menjadi salah satu universitas yang menawarkan kualitas akademik yang unggul. Mengusung flagship a life-improving university, UKWMS berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi peningkatan kehidupan sesama, melalui pengembangan proses pembelajaran yang inovatif dan kreatif secara berkesinambungan. (YIH/Red)