(UKWMS-3/3/2016) – Auditorium Benediktus Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) mendadak dipenuhi oleh ratusan orang yang merupakan mahasiswa dan pelajar. Mereka sangat antusias untuk melihat youtuber favorit mereka yaitu Bayu Skak dalam Seminar Vlogging pada acara Komunikasi Fiesta 2016, Kamis (3/3) lalu. Komunikasi Fiesta merupakan acara rutin yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa dan Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) UKWMS setiap tahunnya. Mengangkat tema ‘Breaking the Edge with Vlogging’ acara berlangsung meriah.
Youtube telah menjadi bagian dalam kehidupan hampir setiap orang di dunia, bahkan di Indonesia. Bayu Moektito atau yang tenar dengan nama Bayu Skak ini adalah salah satu youtuber (sebutan para pembuat video di Youtube) Indonesia yang sukses berkat Youtube. Memulai karirnya pada tahun 2010, bermodalkan gawai Sony Ericcson dengan kamera berukuran 3,2 megapixel Bayu memulai membuat karya video. Saat itu Bayu dan rekan-rekannya iseng membuat video dan diunggah ke youtube, ia bahkan juga tak mengetahui bahwa youtube dapat menghasilkan uang. Bayu beserta teman-temannya hanya ingin berkarya maksimal dengan mengunggah video mereka terus menerus di youtube dan membuat konten yang dapat membuat orang tertawa. Dalam perjalanannya, Bayu ingin menghasilkan karya video berbeda menggunakan bahasa Jawa, dengan alasan dari kecil tontonan kita di TV penuh dengan bahasa Jakarta terus yaitu ‘gua loe gua loe‘.
“Tak harus mahal untuk menjadi seorang youtuber, untuk pemula tidak perlu berkecil hati dan memaksakan diri membeli peralatan mahal untuk menjadi youtuber sukses. Cobalah memanfaatkan perangkat yang dimiliki, dulu aja saya juga pakai HP biasa,” ujar pria yang kini memiliki penghasilan menggiurkan berkat karyanya. Dalam membuat sebuah karya video tak perlu menunggu hingga dapat membeli gawai yang mahal, cukup menggunakan gawai sederhana dengan memahami alur cerita dari video, kemudian penataan gambar. Kuncinya dalam membuat video adalah bagaimana cara kita membuatnya secara unik dan memiliki kemauan.
Bayu menyampaikan bahwa ketika membuat karya video janganlah meniru orang lain, ketika memiliki gaya tersendiri maka akan dikenal unik oleh masyarakat luas, “aku alay menurut diriku sendiri, jangan malu-malu ketika ingin berkarya, kalau nurutin malu 1000 tahun lagi ya tetap malu-malu,” ujar pria kelahiran Kota Malang tersebut. Lebih lanjut Bayu bertutur, “dalam menyampaikan konsep kita harus mengerti pesan apa yang ingin disampaikan kepada penonton, jadi bisa membuat mereka berpikir ‘oooo ternyata nyocote arek iki iso dirungokno (oooo ternyata ocehan anak ini bisa didengarkan),” canda Bayu dalam bahasa Jawa.
Bayu berharap agar mahasiswa Fikom UKWMS dan remaja Surabaya lainnya, dapat membentuk komunitas youtubers yang unik serta bisa membuat orang lain terus tertawa. Tak hanya berbagi tips, Bayu juga berpesan kepada peserta,“ketika kalian telah berkarya dan telah menjadi seorang creator video, teruslah berkarya sebaik mungkin janganlah berorientasi pada uang, janganlah mengejar uang, tetapi biarkan uang yang akan mengejar kalian,” pungkasnya. (Veronica Amelia/red)