(UKWMS-1/8/2016) Enam mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) menciptakan sebuah inovasi patch topical anti-inflamasi dengan bahan dasar kencur. Patch topical yang dimaksud berbentuk seperti plester dalam bentuk gel bening yang penggunaannya ditempelkan ke kulit. Adalah Desy Fatmawati, Amalia Septia, Cynthia Zain, Florita Mia, Eka Fauziyah dan Asih Setyani yang memiliki ide untuk membuat tanaman obat tersebut dikemas dalam bentuk lain. “Masyarakat tahu bahwa kencur memiliki banyak manfaat, kami ingin mengolah dan mengemasnya dengan cara yang unik, ” ujar Amalia. “Patch inovasi kami ini mampu mengobati gejala peradangan pada kulit,” tambah Desy.
Kencur dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, satu di antaranya adalah untuk meringankan tanda-tanda dan gejala peradangan atau bahasa farmasinya anti-inflamasi. Biasanya obat-obatan anti-inflamasi ini hadir dalam bentuk tablet, kapsul, ataupun krim oles. Setiap bentuk memiliki sisi kekurangan dan kelebihan, pada patch kencur kelebihannya adalah praktis, nyaman digunakan dan lebih aman daripada obat yang harus ditelan. Pada umumnya obat antiinflamasi yang beredar juga memiliki efek samping mengakibatkan nyeri lambung.
Inovasi patch kencur membuatnya jadi alternatif pengobatan yang praktis karena tinggal ditempel dan tahan beberapa hari serta minim efek samping. Tantangannya adalah bagaimana memastikan efek obat yang dimiliki oleh kencur tersebut benar-benar terserap masuk ke dalam kulit penggunanya. Untuk itulah, keenam mahasiswa ini melakukan penelitian untuk meningkatkan efektifitas patch kencur inovasi mereka di bawah bimbingan Dr. drh. Iwan Syahrial, M.Si dan Lucia Hendriati, S.Si., M.Sc., Apt.
“Awalnya kami mendapatkan ide untuk inovasi ini karena ingin mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan semula ingin menggunakan tanaman Lamtoro sebagai bahan dasar,” ujar Amalia Septia saat diwawancara. Namun karena Lamtoro memiliki efek toksik atau racun yang cukup banyak, mereka beralih ke kencur. Dalam penelitian ini, ke enam mahasiswa tersebut ingin mengetahui efektivitas pemberian enhancer dalam patch topical yang mengandung ekstrak rimpang kencur.
Amalia menjelaskan, dalam pembuatan patch salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan adalah jenis enhancer atau peningkat yang dipakai dalam formulasi. “Enhancer berpengaruh terhadap penetrasi (masuknya) obat ke dalam kulit,” ujarnya. Ia menambahkan, salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan penetrasi obat ke kulit adalah dengan adanya penambahan enhancer jenis surfaktan dalam formulasi. “Surfaktan memiliki sifat menurunkan tegangan permukaan dengan cara menyerap pada permukaan suatu cairan,” jelas Amalia.
Pada awal pembuatan, ke enam mahasiswa ini membutuhkan waktu selama satu bulan hingga menemukan formulasi yang tepat. Desy Fatmawati, menuturkan bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan pacth tersebut adalah ekstrak etanol kencur, karagenan, Na Lauryl Sulfat, HPMC, Propelin Glikol, Aquadest, Alkohol, kasa perekat, NaCl, cat wright stain, Dapar Fosfat serta mencit sebagai hewan uji coba. “Langkah awal, kami membersihkan kencur, dipilah, kemudian dipotong tidak terlalu tebal,” jelas Desy. Selanjutnya dilakukan pengambilan sari kencur dengan metode ekstraksi maserasi. Ekstrak kencur dicampur etanol dan didiamkan selama 24 jam sambil sesekali diaduk. Kemudian, esktrak etanol kencur dicampurkan dengan propilen glikol lalu diaduk.
Desy dan teman-temannya juga mengembangkan HPMC selama 24 jam hingga membentuk koloid atau semacam gel kental, lalu ditambahkan campuran ekstrak etanol kencur dan diaduk hingga tercampur rata. “Kemudian Na Lauryl Sulfat dimasukkan perlahan sambil diaduk,” jelas Desy. Setelah semua tercampur merata, langkah selanjutnya adalah menuangkan ke dalam cawan petri berdiameter 9cm dan didiamkan pada suhu kamar selama dua hari. “Hal tersebut dilakukan untuk menguapkan etanol 70% dan menghilangkan udara tambahan yang terperangkap,” tutur Desy. Langkah terakhir, adalah mengeringkan semua bahan yang sudah tercampur tersebut ke dalam oven dengan suhu 40 derajat Celcius hingga berbentuk lapisan film.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enhancer dalam patch topical ekstrak etanol kencur dapat meningkatkan penetrasi ekstrak ke dalam kulit. “Sehingga memiliki efek anti inflamasi yang lebih baik daripada produk antiinflamasi dalam sediaan topikal yang sudah ada di pasaran,” lanjut Desy. Hasil olahan Desy dan teman-temannya ini juga memiliki kandungan yang lebih baik dan berbeda signifikan jika dibandingkan dengan formula yang tidak mengandung enhancer. (ccc/Red)