Membangun Solidaritas Warga di Era Digital

(UKWMS – 10/9/2025) – Kemajuan teknologi komunikasi saat ini menjadi ruang baru bagi masyarakat sebagai bentuk solidaritas yang termediasi. Ruang baru ini bertujuan untuk membangun kesadaran bersama atas suatu isu. Serta menggerakkan kepedulian atas permasalahan yang sedang terjadi di sekitar.

Untuk itu, pada Selasa (9/9) kemarin, bertempat di Auditorium lantai 4, Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UKWMS, mengadakan Studium Generale. Tema yang diusung yakni Membangun Solidaritas Warga di Era Digital.

Hadir sebagai pembicara Dr. Anastasia Yuni, M.Med.Kom., dosen FIKOM UKWMS dan Caroline Ika, SE., M.A.Comm., Project Manager Reach to Recovery Surabaya. Sebuah komunitas yang anggotanya para survivor, warrior, dan relawan penderita kanker, yang memiliki semangat being human dan being digital

Dr. Anastasia menyatakan media digital menjadi ruang ekspresi alternatif yang memungkinkan membangun solidaritas dan tindakan kolektif. “Saat ini, teknologi bukan lagi sekadar alat. Melainkan medium yang menyusun ulang cara kita bekerja, berelasi. Dan pada akhirnya cara manusia bertahan untuk hidup,” tutur dosen berkacamta ini.

Harapannya, dalam solidaritas warga yang dibangun di ruang digital, menjadi sarana untuk membangun kesadaran akan permasalahan sosial. Namun perlu adanya aksi solidaritas nyata sebagai aksi menunjukkan kepedulian.  

Dalam penutupannya, Dr. Anastasia mengajak para peserta untuk turut terlibat dalam problem sosial di sekitar mereka, bahkan jika hanya dimulai dari hal kecil seperti menyebarkan kesadaran melalui media sosial.

“Yuk, sambil rebahan pun kita bisa terlibat dalam berbagai problem sosial, baik di lingkungan keluarga, teman, maupun masyarakat umum. Jadilah bagian dari gelombang besar solidaritas, karena itu satu-satunya cara kita bisa berperan di era liberal yang tidak terbendung,” ajak Anastasia.  

Senada dengan hal tersebut, Caroline Ika menambahkan bahwa meskipun solidaritas digital melalui media sosial adalah langkah awal yang baik. “Tetapi akan jauh lebih berdampak jika dilanjutkan dengan aksi nyata. Penting untuk hadir secara langsung, empati melalui tindakan, dan partisipasi aktif dalam kehidupan sosial sebagai bentuk solidaritas yang utuh,” terang Caroline.

Pada kesempatan yang sama, Putra Aditya Lapalelo S.I.Kom., M.Med Kom., salah satu dosen dari FIKOM UKWMS, turut menyampaikan refleksi kritisnya. “Solidaritas seharusnya menjadi impian kaum muda akademik. Karena, cita-cita akademik yang kritis dan berpikir jauh ke depan tidak akan pernah tercapai tanpa adanya gerakan solidaritas, baik di ruang digital maupun fisik. Keduanya harus saling bersinergi, untuk membentuk warga yang kritis terhadap realitas sosial, yang seringkali disamarkan oleh narasi-narasi tunggal atas nama kebenaran,” pungkas Aditya. (FIKOM/Red1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APTIK Nyatakan Sikap Melalui Seruan Moral

(UKWMS – 2/9/2025) – Melihat situasi politik Indonesia saat ini, dibutuhkan pemikiran dan sikap yang bijaksana. Bukan untuk memperkeruh, namun sebagai peringatan bagi diri kita