Demokrasi: Masyarakat Harus Cerdas

(UKWMS – 10/5/2024) – Perkembangan teknologi dan informasi dewasa kini banyak mempengaruhi kehidupan manusia, baik pada pribadi maupun kelompok. Bahkan, hampir tidak ada aspek yang tidak terpengaruh oleh teknologi dan informasi. Termasuk, demokrasi yang banyak diadopsi oleh banyak negara.

            Demokrasi membawa terwujudnya satu sistem kehidupan, yang melibatkan semua elemen pembangun masyarakat untuk terwujudnya kesepakatan bersama. Menyadari kompleksitas ini, Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) gelar Second International Symposium on Transformative Ideas in a Changing World, Jumat (10/5).

Digelar secara hybrid, simposium diadakan secara luring di Ruang Widya Manggala – Widya Mandala Hall, UKWMS Kampus Pakuwon City. Dan diikuti pula melalui zoom. Peserta simposium ini berasal dari berbagai negara, seperti Singapore, Australia, Filipina, Kamboja, dll.

            Merupakan simposium internasional kedua, Fakultas Filsafat UKWMS memilih topik The Internationalization of Democracy. “Demokrasi yang baik tidak dapat dicapai oleh perangkat masyarakat semata, tapi dibutuhkan perluasan cakupannya di tingkat regional dan global.  Termasuk ide dan praktik demokrasi yang baik perlu di sebar luaskan, agar dapat menginspirasi gerakan yang sama di mana pun,” terang Dr. Aloysius Widyawan Louis, Dekan Fakultas Filsafat UKWMS dalam sambutannya.

            Pada simposium ini, terdiri dari sesi pleno dan diskusi kelompok yang terdiri dari tiga bidang. Terdiri dari bidang Politik-ekonomi, sosio-budaya, dan Pendidikan-minoritas.

            Sesi pleno pertama disampaikan oleh Prof. Anita Lie, Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKWMS. Prof Anita menyampaikan topik Educating the Demos for a Just and Prosperous Society. Didampingi Dr. Ramon Nadres selaku moderator.

Sesi pemaparan materi oleh Prof. Anita Lie yang yang dimoderator oleh Dr. Ramon Nadres (dok. PKP UKWMS)

            “Menciptakan demokrasi yang baik, tidak bisa kerja satu pihak semata. Namun, masyarakatnya juga harus cerdas, contohnya dalam pemilihan anggota legislatif. Penting bagi kita untuk bisa mempelajari, mencari tahu latar belakang mereka. Kalau kita salah pilih, ini akan menjadi satu lingkaran yang tidak kunjung usai,” jelas Prof Anita.

           

Selain Prof Anita, pada sesi pleno kedua, hadir Yanuar Nugroho, Ph.D., Visiting Senior Fellow at ISEAS-Yusof Ishak Institute. Sekaligus, dosen senior di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Serta, hadir melalui zoom yakni Max Lane, Ph.D., penulis dan akademik di University of Sydney, Victoria University.

          Dalam hal ini, Yanuar membawakan topiknya, Politics, Policy, and Governance in Indonesia: What has happened before, and what will happen after 2024? Hadir sebagai moderator Herlina Yoka Roida, Ph.D.

            “Indonesia setelah pemilihan tahun ini, akan mengalami beberapa tantangan. Karena akan ada perubahan, termasuk dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan, kepercayaan publik, dan munculnya konflik berkelanjutan,” ujar Yanuar.

Sehingga menurutnya, Indonesia membutuhkan seseorang yang bisa menjadi sebuah “game changer”, berada di dalam kabinet yang nantinya dibentuk. Tentunya agar kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, dapat berjalan sesuai dengan permasalahan negara. (Red/Red1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tiada Batas untuk Peradaban Kasih

(UKWMS – 15/5/2024) – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (LPPM UKWMS), kembali gelar acara tahunan, Gelar Karya. Tema yang

Hari Buruh 2024 dan Refleksi Sektor Ketenagakerjaan di Indonesia

Mewujudkan Pekerja Kompeten Indonesia

Hari Buruh 2024 dan Refleksi Sektor Ketenagakerjaan di Indonesia (UKWMS – 03/05/2024) Aksi demo Hari Buruh pada 1 Mei 2024 telah menjadi sorotan di Indonesia.