(UKWMS – 19/04/22) – Menjadi kampus yang inklusi merupakan misi yang terus diwujudkan oleh Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). Lingkungan inklusi ini termasuk menjadi kampus yang ramah terhadap orang-orang dengan disabilitas. UKWMS terus berupaya memberikan lingkungan dan sarana yang menunjang agar dapat dirasakan oleh seluruh civitas akademika.
UKWMS bekerja sama dengan Komisi Nasional Disabilitas menggelar Kuliah Umum dengan tema, “Kampus Inklusi: Membangun Pendidikan Inklusif dan Ramah Disabilitas”. Acara digelar pada Selasa (19/04) di Ruangan Teater Timur, UKWMS Kampus Pakuwon City secara hybrid. Pada kesempatan ini hadir sebagai pembicara Dr. Dante Rigmalia, M.Pd., selaku Ketua Komisi Nasionalis Disabilitas (KND) dan Ign. Kikin P. Tarigan Sibero, M.M., selaku Komisioner Komnas Disabilitas.
Acara dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor III UKWMS, Dr. Lanny Hartanti, S.Si., M.Si. “UKWMS menghidupi nilai Katolik yang universal dan terbuka bagi seluruh civitas, nilai ini kita hidupi dengan memberikan akses pendidikan kepada siapapun. Sehingga kami semua yang berada disini ingin belajar agar dapat membangun kampus inklusi yang lebih baik,” ujar Lanny. Ia berharap UKWMS nantinya dapat berkontribusi membuka jalan memberikan pendidikan bagi orang dengan disabilitas.
Materi pertama disampaikan oleh Dr. Dante Rigmalia, M.Pd. yang di moderatori oleh Eli Prasetyo, M.Si., Psikolog, dosen Fakultas Psikologi UKWMS. Dante mengungkapkan bahwa strategi inklusif harus berfokus pada interaksi mahasiswa dan lingkungannya, dengan cara meningkatkan partisipasi dan mengurangi hambatan. “Memenuhi dan merespon kebutuhan dari mahasiswa atau pendidik penyandang disabilitas adalah proses yang penting. Kita harus bisa lebih peka dan memahami kondisi khusus setiap orang,” jelas Dante. Berbagai keterbatasan telah dialami oleh penyandang disabilitas dalam hal pendidikan, diharapkan kedepannya hal ini perlahan dapat berubah.
Materi berikutnya dilanjutkan oleh Ign. Kikin P. Tarigan Sibero, M.M., mengenai “Perspektif HAM dalam Pendidikan Inklusif”. Penyandang disabilitas memiliki hak-hak yang telah diatur oleh negara, namun seringkali belum terpenuhi. “Masalah dan tantangan yang menjadi penghambat dalam pemenuhan hak penyandang disabilitas seperti integritas data, perspektif, ruang lingkup, kesenjangan antar daerah dan sistem koordinasi harus kita ubah,” ujar Kikin.
Usai pemaparan materi, terdapat wawancara bersama dua mahasiswa aktif UKWMS yang merupakan penyandang disabilitas, mereka adalah Frederica Elizabeth dari Fakultas Bisnis dan Kintan dari Fakultas Teknologi Pangan. Frederica memiliki keterbatasan dalam hal pendengaran. “Meskipun terkadang saya memiliki kesulitan dalam pembelajaran, saya selalu dibantu oleh dosen dan teman-teman agar lebih mengerti,” ujar Frederica.
Sama halnya dengan Kintan yang memiliki keterbatasan dalam hal berbicara, sehingga ia harus berkomunikasi melalui bahasa isyarat. “Terkadang dosen memberikan instruksi terlalu cepat, namun saya senang ada teman-teman yang mau membantu menjelaskan kembali,” cerita Kintan.