Man Behind The Gun

[vc_row][vc_column][vc_column_text](UKWMS-26/8/2016) Teater sejak dahulu kala telah menjadi salah satu jalan dalam menampilkan refleksi manusia akan kehidupannya. Berbagai kisah yang diangkat oleh teater menampakkan dengan persis bagaimana manusia selalu bergelut dengan alam pikirnya. Tidak sulit menelusuri perjalanan historis teater mulai dari jaman prasejarah hingga era digital masa kini. Pada masa kini teater itu sebagian telah berubah wujud menjadi film.  Meskipun perkuliahan masih memasuki pekan pertama, Fakultas Filsafat (FFil) mengajak segenap penghuninya untuk menyaksikan dan mendiskusikan film dokumenter yang berjudul “Manusia Pekerja”. Diskusi film tersebut diadakan di Plaza Maria, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Pakuwon City, pada Jumat (12/8).  Diskusi tersebut tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa FFil tetapi juga diikuti oleh sejumlah mahasiswa dari fakultas-fakultas lain sesuai tujuan kegiatan, yakni mengajak segenap mahasiswa untuk semakin peka dan peduli dengan orang-orang di sekitar kita.

Film berdurasi sekitar 30 menit itu dibuat oleh mahasiswa FFil. Meskipun tidak terlalu panjang, film tersebut mampu menyedot perhatian para peserta, dan menyampaikan dengan tepat keprihatinan-keprihatinan sosial yang selama ini terabaikan. Theo Respati, penggagas film dokumenter tersebut, mengungkapkan, “ sebagai pembuat film salah satu pesan yang ingin saya sampaikan adalah menghargai orang lain. kita kerap abai dengan kehadiran orang-orang di sekitar kita seperti petugas keamanan, petugas kebersihan, mereka adalah manusia dan patut dihargai. Sebagai mahasiswa kita harus peka terhadap lingkungan sekitar sehingga kita tidak semakin memberatkan tugas mereka. “ Film tersebut mengangkat tema tentang kisah para petugas cleaning service yang kerap kita jumpai kehadirannya di kampus. Dalam film tersebut dikisahkan bagaimana para petugas harus datang lebih pagi dan membersihkan lingkungan sesuai standart yang ditetapkan. Salah satu pokok permasalahan yang diangkat ialah kurangnya kepedulian mahasiswa akan lingkungan sekitar sehingga petugas harus semakin bekerja keras membersihkan kotoran yang berserakan.

Simon Untara, salah satu dosen pembimbing diskusi film turut mengutarakan gagasannya, “ kegiatan diskusi film ini terlaksana dengan baik mengingat waktu persiapan sangat mepet. Di sisi lain dari diskusi film pesan dan kritik yang ingin disampaikan sudah cukup tersampaikan. Berangkat dari kegiatan ini kita mau mencoba mengangkat permasalahan sosial yang selama ini tidak pernah tersampaikan. Dengan film ini kita semua harus terus memperjuangkan kepedulian dan keadilan sosial.”

Setelah menyaksikan film dokumenter tersebut para peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasannya. Tak perlu menunggu lama, para peserta segera asik berdiskusi lintas fakultas. Kehadiran mahasiswa dari fakultas-fakultas lain seperti kedokteran, keperawatan, dan psikologi mampu menawarkan sudut pandang baru sesuai ilmu-ilmu yang mereka pelajari dalam menanggapi permasalahan sosial yang dihadapi bersama. Setelah para peserta berdiskusi, acara ditutup dengan tampilan teater yang dibawakan oleh mahasiswa FFil tingkat dua. Teater ini masih mengangkat tema yang sama, Manusia Pekerja.

Hudiyanto Hudi, pemeran utama teater, mengatakan,” jujur saja, saya secara pribadi kaget ketika teman-teman menunjuk saya berperan sebagai tokoh utama dalam pentas kali ini. Dengan waktu yang amat singkat, saya harus mampu menjiwai tokoh yang akan saya bawakan. Saya  juga ingin menyampaikan pesan kepada teman-teman sesama mahasiwa bahwa kita seharusnya bersyukur atas pelayanan yang kita terima dari orang-orang di sekitar kita. Saya juga berharap supaya kita semua semakin peka dan mau terlibat dengan kebersihan lingkungan kampus. “

Kegiatan diskusi film ini menjadi salah satu cara bagi Fakultas Filsafat untuk mengangkat permasalahan-permasalahan sosial yang sering tidak kita sadari. Sesuai dengan motto universitas, PeKA, yakni peduli, komit, dan antusias, FFil terus mengupayakan penanaman nilai-nilai luhur fakultas bagi mahasiswanya. Dengan demikian diharapkan supaya teman-teman FFil juga orang-orang lain yang turut terlibat memiliki integritas dan komitmen kuat untuk menyuarakan orang-orang yang terpinggirkan. (Alexander Detayoga)

http://youtu.be/DjCQDvQ8VHM[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ilustrasi-untuk-artikel-Sadari-Kondisi-dan-Penyakit-Pendarahan_-sumber_pexels-karolina-grabowska

Hari Hemofilia Sedunia

(UKWMS – 17/04/2024) Hari Hemofilia Sedunia adalah peringatan internasional yang diperingati setiap tanggal 17 April. Peringatan ini diprakarsai oleh Federasi Hemofilia Sedunia (WFH) pada tahun

Pameran-Karya-Seni-Budaya-Asli-Australia_sumber-flickr.com-sebagai-iIlustrasi-untuk-artikel-memperingati-hari-seni-dunia.jpg

Memperingati Hari Seni Dunia

(UKWMS – 15/04/2024) Hari Seni Sedunia, yang dirayakan setiap 15 April, adalah peringatan global yang diperingati untuk mengakui pentingnya seni dalam kehidupan manusia. Perayaan ini

Ilustrasi-Berita-Bersiap-Menghadapi-Arus-Mudik_Sumber-Wikipedia

Bersiap Menghadapi Arus Mudik

(UKWMS – 05/04/2024) Sebagai kampus swasta unggulan, UKWMS sangat peduli pada semua warganya, baik yang Katolik maupun non Katolik. Toleransi antar umat beragama, digaungkan melalui