(UKWMS – 22/9/2025) – Tim Pengabdian Masyarakat (Abdimas) Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), tak setengah-setengah dalam sumbangsihnya kepada masyarakat. Salah satunya, kegiatan pengabdian masyarakat di Kelompok Kumis Lele. Lokasinya di Kelurahan Panjang Jiwo, Surabaya.
Sebelumnya, pada Sabtu (30/8) lalu, tim Abdimas UKWMS sudah melaksanakan penelitiannya. Yakni, Pengembangan dan Pemasaran Produk Kelompok Kumis Lele. Kini, tim Abdimas yang terdiri dari Fakultas Teknik menjalankan projeknya yakni, Peningkatan Monitoring Kualitas Air Kolam Budidaya Ikan Kelompok Kumis Lele. Mereka adalah Ir. Diana Lestariningsih, S.T., M.T., ASEAN Eng., sebagai Ketua Abdimas, dan Ir. Albert Gunadhi, S.T., M.T., ASEAN Eng.
“Salah satu faktor yang harus dipantau dari budidaya ikan adalah kualitas air. Parameter kualitas air adalah Potential of Hydrogen (pH) atau derajat keasaman, Dissolved Oxygen (DO) atau jumlah oksigen yang terlarut dalam air. Lalu, Nitrit (NO2) atau indikator yang menunjukkan pencemaran nitrogen, kemudian Amonia (NH4) yakni senyawa nitrogen yang dapat bersifat racun, dan H2S atau gas beracun,” terang Diana.
Untuk mengukur parameter tersebut, dibutuhkan alat ukur yang mampu berfungsi dengan baik dan akurat. Sedangkan alat ukur pH yang dimiliki Kelompok Kumis Lele, tidak memiliki alat untuk kalibrasi. Dan tidak mempunyai alat ukur DO.
Akibatnya, ikan nila sebanyak 170 kg mati di kolam Kelompok Kumis Lele. Pada bulan April 2025, jumlah bibit yang dimiliki sebanyak 60 ribu ekor, dan 5 ribu ekor terjual dengan ukuran 6 cm. Sisanya mati karena cuaca ekstrim yang mengakibatkan kualitas air turun.
Jumlah yang relatif sedikit mengingat bahan baku yang belum memadai, karena faktor pemantauan kualitas air yang belum baik. Dan dari sisi pemasaran, terkendala dengan produk laku dalam jangka waktu lama yang belum dicari penyelesainnya.
Maka dari itu, Diana bersama tim merancang alat ukur berbasis teknologi yang mudah digunakan. “Alat ukur dirancang dengan jumlah tombol yang minim, yakni hidup atau mati, kalibrasi, dan mulai. Serta pemantauan pH dan DO dapat dilakukan melalui telepon genggam dan tampilan LCD, sehingga memudahkan komunitas memantau secara teratur,” pungkas Albert. (Red1)

