(UKWMS-22/3/2017) Tidak memandang ras, agama atau suku apapun, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan. Hal tersebut sepertinya harus ditanamkan ke dalam benak tiap individu yang mempunyai sebuah mimpi namun masih ragu untuk melangkah mewujudkannya. Terlebih bagi para mahasiswa, bukan suatu hal yang tidak mungkin saat baru saja menuntaskan studi di bangku perkuliahan, seorang sarjana dapat membuka sebuah peluang pekerjaan.
Hal tersebut rupanya dapat dibantahkan oleh Halim Wibowo, alumni Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Teknologi Pangan UKWMS. Lulusan angkatan 2007 dengan predikat cumlaude tersebut berbagi pengalamannya membangun usaha toko roti yang ia namai ‘HW Bakery’ pada kegiatan Seminar Karir, Jumat (3/3). Sebelum menjadi pengusaha sukses, ia sempat bekerja di sebuah perusahaan susu rendah lemak selama tiga bulan. “Namun itu bukan passion saya, jadi setelah kontrak habis saya keluar,” ungkapnya. Kemudian ia bertekad untuk mewujudkan mimpinya mempunyai sebuah toko roti. “Punya toko roti adalah mimpi saya sejak SMP”, ujarnya. Halim melanjutkan, kala itu ia diberi tugas di sekolah dan berandai-andai akan mendirikan sebuah toko roti. “Dan sekarang mimpi itu terwujud,” ungkapnya berbinar.
Kesuksesan yang ia raih sekarang ini tidaklah menempuh jalan yang mulus. “Pada awal membuka usaha, saya membuat donat berbahan dasar ubi dan belum berani untuk membuat macam kue lain karena alat yang belum ada,” tutur Halim. Ia melanjutkan, untuk pemasaran pada saat itu hanya menggunakan gerobak sepeda dan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain. “Pada hari pertama berjualan, dari 100 donat hanya laku 20 donat saja,” ujarnya. Tak berdiam diri, Halim pun memutar otak untuk memperkenalkan dagangannya ke masyarakat. Akhirnya ia berhasil mendapatkan satu stan di sebuah sekolah yang terletak dekat dengan rumahnya. Selain itu ia juga meminta bantuan sang kakak untuk membawa donat buatannya ke kantor dan ditawarkan ke rekan kerjanya. Hasilnya cukup berhasil, saat kantor sang kakak mengadakan meeting atau sebuah acara, donat olahan Halim laris.
Namun di tengah kesuksesannya tersebut, Halim pun pernah mendapat masalah akibat kenekatannya mengerjakan pesanan di luar batas kemampuannya. “Pada saat itu kapasitas saya hanya mampu untuk memproduksi 100 biji saja, tapi saat itu ada pesanan 500 biji dan saya iyakan,” ulasnya. Alhasil, ia mendapat makian dari sang pemesan karena tidak dapat memenuhi pesanan. Tidak berputus asa disitu, saat ditawari kakaknya yang tinggal di Situbondo untuk dibangunkan stan di foodcourt, Halim menerimanya dengan senang hati. “Saat di Situbondo saya juga mendapatkan bantuan berupa alat-alat seperti oven dan mixer dari kakak saya.” Pada awal pembukaan foodcourt, produk HW Bakery laris manis diborong oleh masyarakat sekitar. Namun rupanya hal tersebut tidak bertahan lama karena foodcourt tersebut gulung tikar setahun kemudian.
Tekad bulatnya memiliki toko roti sendiri akhirnya membawa Halim kembali pulang ke kampung halamannya di Pasuruan. Tepatnya pada tahun 2013, dengan meminjam uang kepada sang ayah, ia akhirnya mendirikan sebuah toko roti modern tepat di halaman depan rumahnya. “Pada hari pertama pembukaan, yang datang cukup banyak sampai kami kewalahan,” tuturnya. Namun, Halim yang pada saat itu hanya dibantu oleh lima pegawai dan juga ibunya tidak menyangka jika pada hari kedua, toko roti tersebut banjir pembeli dan melebihi targetnya. “Pada saat berkunjung, para pembeli mengira bahwa roti di toko ini harganya mahal-mahal, tapi ternyata setelah datang mereka bilang enak dan harganya murah,” cerita Halim. Ia kemudian mulai menganalisis siapakah “pasar” dari dagangannya tersebut. “Pasuruan didominasi oleh warga yang beragama muslim, dan sering mengadakan acara seperti pengajian hingga khitanan,” tuturnya. Banyaknya kegiatan tersebut, membuat HW Bakery kecipratan mendapat pesanan kue.
Keberhasilan Halim rupanya dilirik kembali oleh sang kakak yang ada di Situbondo untuk mengajaknya berbisnis usaha kue disana. “Akhirnya saya kembali ke Situbondo untuk membuka cabang HW Bakery disana.” Bisnis yang dibangun bersama kakaknya tersebut disambut baik oleh warga Situbondo. Profit yang didapatkan saat ini sudah membuahkan dua cabang HW Bakery yaitu di Situbondo dan Bangil. “Rencananya September tahun ini akan dibangun cabang ke empat di Pandaan,” ujarnya.
“Yang terpenting adalah harus berani keluar dari zona nyaman,” nasihatnya kepada para mahasiswa yang hadir. Ia menuturkan agar setelah lulus nantinya, para mahasiswa tidak takut dan tidak ragu untuk melangkah mewujudkan mimpinya. “Semua yang saya lakukan ini learning by doing, tidak ada yang sempurna jadi jangan takut,” pungkasnya.(ccc)