(UKWMS – 11/9/2021) – Lansia sering kali mengalami kesepian, terutama yang tinggal sendiri atau berada di panti werdha. Terlebih kondisi pandemi yang memaksa keadaan untuk berada di rumah saja. Melihat kondisi ini, Theresia Andika Putri Subhagia wisudawan dengan dua predikat, Akademik Terbaik dan Aktif Berprestasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) melakukan pemberian terapi okupasi dan terapi musik klasik pada lansia.
“Terapi Okupasi merupakan terapi yang dilakukan bagi orang dengan kondisi kesehatan tertentu agar mau beraktivitas. Saya memilih kegiatannya membuat gelang agar saat kegiatan, para lansia bisa turut bersosialisasi, serta mendengarkan musik klasik. Dan kedua terapi ini terbukti efektif untuk menurunkan rasa kesepian, serta meningkatkan semangat hidup pada lansia yang berada di panti werdha,” ungkap Esa – sapaan akrabnya. Selain berkuliah, Esa juga aktif mengembangkan soft skills-nya. Ia pernah mengikuti pertukaran pelajar ke Saint Louis College Bangkok, Thailand hingga menjuarai Lomba Paduan Suara Nasional di UGM bersama Paduan Suara Cantate Domino.
Selain Esa, wisudawan akademik terbaik dari Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik UKWMS melakukan penelitian mengenai Distribusi Beban Telapak Kaki. Yohanes Sanjaya, merancang sistem pemantauan distribusi beban telapak kaki berbasis Raspberry Pi. “Keabnormalan pembebanan telapak kaki pada posisi berdiri seperti tidak simetris dan distribusi tekanan yang tidak merata, dapat menyebabkan perubahan fisiologis ekstremitas bagian bawah. Hal ini yang kemudian memicu terjadinya cedera pada telapak kaki bahkan Ulkus Kaki Diabetik,” ujar wisudawan Akademik Terbaik ini.
Menggunakan dua buah sensor berbentuk sol sepatu, resistansi diubah menjadi tegangan melalui rangkaian pembagi tegangan yang diatur multiplexer-demultiplexer dan diakuisisi Raspberry Pi untuk diproses. Sebagai contoh, saat seseorang harus melakukan aktifitas yang mengharuskan berdiri lama, tumitnya terasa kram dan sakit. Maka melalui alat tersebut, dapat diketahui bahwa titik tekanan terbeban di tumit.
Selain melakukan penelitian dan merancang sebuah sistem, keduanya sepakat bahwa selama berkuliah, mereka banyak mendapatkan pengalaman hingga soft skillnya terasah. Mulai aktif di organisasi mahasiswa, mengikuti berbagai lomba, hingga ikut serta dalam pengabdian masyarakat bersama dosen. “Sampai saya lulus saat ini, masih teringat nilai keutamaan universitas salah satunya Komit. Kita harus komit dengan apa yang sudah kita mulai dan menyelesaikannya dengan baik. Dan kita semua adalah yang terhebat, karena bisa bertahan hingga saat ini,” ungkap Yohanes mewakili wisudawan lainnya.
Pada kesempatan ini Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) kembali menggelar Upacara Wisuda Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021 secara daring dan luring drive thru pada Sabtu (11/9). Bertempat di Lobby Auditorium UKWMS Kampus Pakuwon City dengan menerapkan protokol kesehatan, UKWMS mengukuhkan sebanyak 658 wisudawan. Teriring doa kami dari almamater untuk seluruh wisudawan, sukses selalu dan selamat berkarya di tengah masyarakat. (Red/red1)